Senin, 09 Desember 2019

5 Kekeliruan Penggunaan Alat Pelindung Diri


Berikut kekeliruan dalam memakai alat pelindung diri jadi usaha pengaturan

Menurut OSHA, alat pelindung diri ialah alat yang dipakai untuk meminimalisasi paparan bahaya pada pekerja hingga pekerja terlepas dari kecelakaan kerja serta penyakit karena kerja. Tapi, kekeliruan alat pelindung diri bisa berlangsung. sepatu safety bisa menjadi solusi untuk kamu.

Alat pelindung diri akan tergantung pada tingkah laku pekerja yang memakainya. Sering, pekerja yang memakai alat pelindung diri justru jadi korban kecelakaan kerja. Karena itu saat itu, bisa disebutkan alat pelindung diri tidak berhasil membuat perlindungan pekerja dari kecelakaan kerja.

Lalu, apa yang membuat kekeliruan alat pelindung diri (APD) berlangsung?

1. APD tidak dipakai secara benar

Pekerja yang sudah diberi APD harus diberi training yang benar mengenai langkah pemakaian alat pelindung diri. Beberapa perusahaan kemungkinan telah sediakan APD buat pekerja. Tapi bila pekerja tidak tahu langkah memakai APD itu, bagaimana kemungkinan APD dapat efisien membuat perlindungan pekerja?

2. APD tidak dirawat atau disimpan secara benar

Umumnya APD sudah sediakan petunjuk langkah perawatan, pembersihan serta penyimpanan yang baik. Bila ini diacuhkan, bisa kurangi efektifitas APD tersebut. Contohnya ear muff disimpan di sembarangan tempat. Bukanlah aman saat memakai ear muff, pekerja justru alami iritasi karena memakai ear muff itu. APD harus dirawat serta disimpan sesuai petunjuk dari perusahaan pembuatnya. Serta harus dimonitor dengan periodik supaya bila ada kerusakan bisa selekasnya diambil aksi kelanjutan.

3. APD tidak cocok

Masalah ini seringkali berlangsung dalam tempat kerja dengan bahaya yang bermacam. Contohnya dalam tempat kerja yang mempunyai bahaya keributan tinggi serta benda jatuh dari ketinggian. APD yang pas untuk pekerjaan di ruang itu tentunya helm serta ear muff. Tetapi, saat helm serta ear muff itu tidak cocok dipakai dengan bertepatan pasti justru akan membahayakan pekerja. Pada akhirnya peranan ear muff tidak maksimal sebab dipengaruhi oleh helm yang dipakai pekerja. Pekerjaan dalam tempat semacam ini perlu analisis lebih detil dalam penetapan APD yang harus dipakai.

4. APD tidak pas

Dalam memastikan APD yang harus dipakai dalam tempat kerja harus juga lihat bahaya yang ada. Contohnya dalam pekerjaan memakai bahan kimia, pekerja memakai sarung tangan katun. Bukanlah terlepas dari paparan bahan kimia, pekerja justru memakai sarung tangan katun yang menyerap bahan kimia itu. Oleh karenanya, dalam memastikan APD, perusahaan harus lakukan analisis terlebuh dulu.

5. APD tidak tersertifikasi / terstandarisasi

APD mempunyai sertifikat atau standard. Untuk di Indonesia, tentunya standard yang dipunyai ialah Standard Nasional Indonesia (SNI). Selanjutnya untuk APD yang lain, ada standard AS/NZS, ANSI, dan lain-lain. Pemakaian standard sendiri umumnya tergantung pada kebijaksanaan perusahaan. Tetapi, yang perlu untuk diketahui, dengan memakai APD yang tersertifikasi / terstandarisasi, kita sudah mengusahakan jika APD yang kita pilih sudah lulus eksperimen serta bisa pastikan APD itu yang paling baik.

Kekeliruan alat pelindung diri di atas dapat jadi referensi kita dalam pastikan APD yang kita pilih bisa efisien mengatur bahaya dalam tempat kerja. Dengan menghindarkan lima hal di atas, kita bisa pastikan program pengaturan bahaya memakai APD bisa berjalan efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar